Most Popular

Kamera DSLR

Apa Itu Kamera DSLR ?

Kamera DSLR Kepanjangan Dari DSLR ialah  Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.

Kamera ini sering Digandrungi oleh remaja remaja sekarang karena bentuknya yang gagah dan fiturnya hmm lumayan bagus , kamera SLR pertamakali ditemukan oleh Thomas Sutton pada Tahun 1861 , lalu di kembangkan dan dikenalkan pada tahun 1936 oleh exakta dan itu juga mempelopori terbuatnya kamera SLR 35 mm pada tahun yang sama pula .Gambar yang ditangkap sudah berdiri tegak dan focus screen tidak perlu lagi diganti de­ngan pelat foto karena lensa dapat dibuka-lipat. Pada tahun 1948, Hasselblad membuat kamera dengan format medium komersial pertama.
Oke sekarang kita akan Ngebahas Jenis Jenis kamera SLR dan DSLR 

1. Kamera SLR





 Kamera refleks lensa tunggal‎ (bahasa Inggris: Single-lens reflex (SLR) camera) adalah kamera yang menggunakan sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya. Hal ini berbeda dengan kamera non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Mungkin anda ada yang belum faham apa itu Focal Plane dan view finder  nih :


  • focal Plane

 atau bidang fokal adal sebuah bidang yang tegak lurus ,sembu optis tempat dipetakannya bidang fokus dari sudut pandang tertentu dengan relasi stigmatisme. Peralatan yang digunakan untuk pemetaan tersebut bernama kanta (LENSA) . Agar pemetaan dap[at menghasilkan citra yang baik kanta (LENSA) disusun dengan sedemikian rupa dan dikombinasikan dengan diafragma dan lainnya dalam suatu sistem optik

  • View Finder (Jendela Bidik ) 

-Jendela bidik (viewfinder) adalah jendela kecil pada kamera untuk melihat objek yang akan diambil, apa yang terlihat pada jendela bidik (viewfinder) akan sama dengan hasil foto yang diolah sensor kamera, "what you see is what you get". Pada kamera DSLR di dalam viewfinder biasanya terdapat indikator untuk titik fokus dan pengukuran cahaya untuk mengontrol apakah gambar yang akan dihasilkan memiliki cahaya yang cukup dan ketajaman gambar yang pas


Oke lanjut lagi ke materi awal 
Kamera SLR menggunakan pentaprisma yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.

2. Kamera DSLR 



Digital Single Lens Reflex (Digital SLR atau DSLR) adalah kamera digital yang menggunakan sistem cermin otomatis dan pentaprisma atau pentamirror untuk meneruskan cahaya dari lensa menuju ke viewfinder.

Kamera DSLR memiliki keunggulan dalam hal ukuran sensornya yang jauh lebih besar dibanding kamera digital biasa. Hal ini kamera ukuran sensor dibuat menyamai ukuran film analog 35mm atau yang dikenal dengan sebutan full frame (36 x 24mm). Sensor yang besar artinya setiap pikselnya memiliki ukuran yang lebih besar, sehingga kemampuan dalam menangkap cahaya lebih baik. Maka itu kamera DSLR memiliki kemampuan ISO tinggi yang baik dimana pada ISO tinggi pun noisenya masih terjaga dengan baik. Namun dengan sensor yang berukuran besar, biaya produksi kamera DSLR menjadi tinggi khususnya DSLR full frame. Selain memakai sensor berukuran 35mm, kamera DSLR juga tersedia dengan sensor yang berukuran lebih kecil. 

Tujuannya adalah untuk menekan biaya produksi dan membuka kesempatan memproduksi lensa khusus yang bisa dibuat lebih kecil dan dengan biaya yang lebih murah.
Sensor yang lebih kecil dari sensor full frame biasa disebut dengan crop-sensor, karena gambar yang dihasilkan tidak lagi memiliki bidang gambar yang sama dengan fokal lensa yangdigunakan. Hal ini biasa disebut dengan crop factor, dinyatakan dengan focal length multiplier, suatu faktor pengali yang akan membuat fokal lensa yang digunakan akan terkoreksi sesuai ukuran sensor. Perkalian ini akan menaikkan fokal efektif dari fokal lensa yang dipakai sehingga hasil foto yang diambil dengan sensor crop ini akan mengalami perbesaran (magnification). Semakin kecil sensornya maka semakin tinggi crop factornya dan semakin besar perbesaran gambarnya.

Berikut adalah bermacam ukuran sensor kamera DSLR dan kaitannya dengan crop factor  :

Full frame 35mm (36 x 24mm)             : tanpa crop factor
APS-H (28.7  x 19mm)                       : crop factor 1,3x
APS-C (23.6 x 15.7mm)                     : crop factor 1,5x
APS-C (22.2 x14.8mm)                      : crop factor 1,6x
Four Thirds (17.3 x 13mm)                  : crop factor 2x

Namun Pada dasarnya kamera SLR dan DSLR mempunyai fungsi yang sama namun berbeda maksudnya gimana yaah nih penjelasannya
Perbedaan Kamera SLR dan DSLR


 DSLR dan SLR adalah camera yang hanya berbeda pada sistem kerjanya.

·                 DSLR (Digital Single Lens Reflex) bekerja dengan sistem digital penuh sejak saat capture obyek foto oleh Image Sensor hingga penulisan pada memory card. Karena itu pada DSLR terdapat lebih banyak tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO, White Balance, Preset Scenes, Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan adalah tersedianya memory slot yang terkadang lebih dari 1.

·                  SLR dalam sistem kerjanya berbeda dengan DSLR, misalnya tidak tersedia pilihan ISO (karena secara otomatis ditentukan oleh casing film yang terbuat dari metal kemudian dicat pada bagian2 tertentu), dan tombol lainnya seperti yang ada pada DSLR.

·              SLR lebih sederhana, sistem electronicnya hanya berfungsi untuk pengaturan komposisi foto secara otomatik (aperture, speed) bagi profesional pengaturan auto ini justru sering di non aktifkan, selebihnya perintah untuk menggulung film maju atau mundur secara otomatis.

·                   Pada SLR media penyimpan data gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak diperlukan proses digitalisasi, kompresi data sehingga gambar bisa langsung dilihat hasilnya pada film tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut gulungan film inilah yang dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.

·                   Sedangkan untuk melihat hasil foto pada DSLR kita harus memakai LCD atau monitor PC dan dibutuhkan software untuk bisa melihat hasil foto maupun editing, tetapi inilah keunggulan DSLR sehingga hasil foto langsung tersaji pada LCD yang tersedia pada tiap DSLR. Bila ingin memproses edit dan cetak foto maka tinggal menyerahkan memory card ke laboratorium cetak foto untuk di copy ke PC mereka bahkan kita bisa mem print sendiri di rumah. Jadi “sayonara” roll film bagi DSLR.

Sedangkan kesamaan DSLR dan SLR adalah mekanisasi pengambilan obyek foto yang menggunakan satu lensa (single lens) yang sama untuk fungsi membidik (via viewfinder) dan menyampaikan hasil bidikan kepada Image Sensor (DSLR) atau pada Film (SLR). Progres tersebut dikerjakan secara reflexy (memakai kaca pantul yang terdapat didalam camera).

Lensa yang didesain untuk kamera DSLR full frame memiliki diameter image circle yang disesuaikan dengan ukuran sensor 35mm. Dengan semakin banyaknya DSLR dengan sensor yang lebih kecil daripada sensor full frame, maka kini semakin banyak dibuat lensa khusus dengan diameter image circle yang juga lebih kecil. Lensa ini dibedakan dengan penamaan khusus, misalnya memakai kode EF-S untuk Canon dan DX untuk Nikon. Lensa semacam ini berukuran lebih kecil dan tergolong lensa generasi modern yang sudah dilengkapi dengan CPU. Namun lensa dengan diameter kecil ini tidak bisa dipakai di DSLR full frame karena hasil fotonya akan mengalami vignetting (ada lingkaran di pojok foto akibat diameter lensa yang lebih kecil dari ukuran sensor).Jalur agak berbeda ditempuh oleh Olympus yang memakai sensor Four Thirds (4/3) di seluruh jajaran kamera DSLRnya, sehingga lensanya pun sudah didesain memiliki image circle yang sesuai dengan sensor Four Thirds.

Sebagai contoh, sebuah lensa fix 50mm akan memberikan panjang fokal efektif yang berbeda bila mengalami crop factor berikut :
1,3x     : 65mm
1,5x     : 75mm
1,6x     : 80mm
2x        : 100mm

Lensanya pun Beragam antara lain :

  • Lensa Standar 
Lensa ini merupakan lensa standar atau lensa normal biasanya berukuran 18-55 mm lensa ini biasanya adalah lensa bawaan atau lensa kit 1 dengan aperture 3.5 - 5.6 



  • Lensa fix/Fixed atau dalam bahasa indonesianya adalah lensa tetap
Menurut saya ini adalah lensa yang amazing, karena titik fokus dan blurnya yang uwah lensa ini di bekali dengan Aperture 1.8 Lensa ini adalah lensa yang biasa dipakai untuk fotografer fotografer karena lensa ini mudah dibawa, simpel, ringan dan tidak terlalu menghabiskan banyak ruang  namun lensa ini tidak bisa dipakai untuk zoom objek karena lensa ini murni untuk memainkan fokus, lensa ini cukup kuat di ruangan atau tempat yang minim cahaya kerena bukaan lensanya yang cukup besar untuk mengimbangi cahaya terang yang masuk anda bisa menaikkan shutter speednya ya 1/1000 itu sudah cukup mantap , namun tergantung sebarapa terang cahaya yang masuk.


  • Yang ketiga yaitu lensa Wide Angle atau Lensa Sudut Lebar  


Lensa jenis ini dapat digunakan untuk menangkap subjek yang luas dalam ruang sempit.dilihat dari bentuk kaca /lensanya yaitu cembung yaa sehingga Karakter lensa ini adalah membuat subjek lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Dengan lensa jenis ini, kamu dapat memotret lebih banyak orang yang berjejer jika dibandingkan dengna lensa kit (standar) di dalam ruangan. Semakin pendek jarak fokusnya maka semakin lebar pandangannya. lensa dengan panjang fokus lebih pendek dari pada lensa normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film pada kamera film, maupun dimensi sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital. Menurut standar fotografi, lensa normal adalah lensa yang mempunyai panjang fokus mendekati panjang diagonal bidang fokal. Lensa ini dibekali dengan zoom tak seperti lensa fix yang tidak dibekali zoom , lensa ini juga dibekali dengan Aperure 3.5 -4.5 untuk fotografer model lensa ini kurang cocok karena hasil fotonya akan melebar dan tingkat blur nya pun tidak secantik lensa fix/fixed  namun ya semua kembali pada peminat dan pemakai lensa ini sendiri.
 Lensa ini menghasilkan sudut lebar dengan panjang fokus yang lebih pendek akan memproyeksikan lingkaran citra yang lebih besar ke bidang fokal.  Ukuran lensa ini beragam mulai dari 11 mm, 17 mm, 24 mm, 28 mm, 35 mm dll.

  • Lensa Fish eye Atau Lensa mata ikan 

Kenapa lensa ini dinamakan Fish Eye (mata ikan)? 
Yup.. karena bentuknya cembung layaknya seperti mata ikan



  • Lensa Prime
Lensa Prime Adalah Lensa yang Digunakan Para Fotografer handal 
Lensa prime biasanya memiliki banyak kelebihan ketimbang lensa biasa 
Berikut kelebihan Lensa Prime:

1. Ukuran dan Berat, lensa prime memiliki ukuran fisik yang kecil, ringan dan lebih kompak. Dengan hanya memiliki satu titik focal length, maka lensa prime tidak harus memiliki konstruksi mekanis yang njlimet sehingga bentuk dan ukurannya lebih efisien.
2. Kualitas, lensa prime cenderung memiliki kualitas optik yang sangat bagus. Produsen membuat lensa prime dan hanya harus berfokus bagaimana menghasilkan kualitas gambar yang paling bagus di focal length tersebut.
3. Harga, lensa prime biasanya lebih terjangkau secara harga karena memiliki konstruksi dan mekanisme lebih simpel dibandingkan lensa zoom. Tidak perlu elemen bergerak untuk zoom in aoat zoom out.
4. Lensa Cepat, lensa prime biasanya memiliki aperture maksimal yang sangat lebar sehingga mampu mengumpulkan banyak cahaya. Kualitas inilah yang membuat lensa prime disebut lensa cepat karena kita bisa menggunakan shutter speed tinggi saat memaksimalkan aperture. Aperture lebar juga membuat viewfinder lebih cerah.
5. Bokeh. Salah satu karakteristik paling diburu dari lensa prime adalah kualitas bokeh yang dihasilkan lensa ini. Karena memiliki aperture maksimal yang besar, maka kualitas bokeh akan makin oke. Baca tips membuat foto bokeh disini dan disini.
6. Zoom Dengan Kaki, lensa prime memacu kita untuk kreatif. Dengan tidak adanya fitur zoom, maka kita dipaksa melangkahkan kaki dan berpikir lebih keras saat mengkomposisi sebuah foto. Banyak yang berargumen bahwa ini bisa memacu kreatifitas kita saat memotret.


No comments :

Post a Comment